Sepotong karya bermakna luas, tak terkecuali untuk kisah Hafalan Shalat Delisa. Dengan setting tempat berbeda, kisah Delisa berada jauh di Lhoknga, sebuah daerah yang di hiasi cantiknya panorama pantai senja. Lhoknya, berada sekitar 10 Km dari Banda Aceh. Lhoknga, porak poranda dihantam badai tsunami 26 desember 2004 silam. Dari sinilah kisah Delisa ini di mulai...
Sampai pagi itu saatnya Delisa menyetor bacaan sholatnya, ketika bumi terguncang, tanah merekah, gempa bumi 8,9 SR. Air laut teraduk, Tsunami menyusul menyapu daratan, menjadi tangan malaikat pencabut nyawa. Tapi Delisa ingin khusu’, terus melafadzkan hafalan sholatnya. Namun, air itu telah menghanyutkan semua yang ada, menghempaskan Delisa. Shalat Delisa belum sempurna. Delisa kehilangan Ummi dan kakak-kakaknya.
Delisa masih bernafas, didalam pingsannya delisa melihat Ummi, kak Fatimah, kak Zahra dan kak Aisyah yang pergi tidak mengajaknya serta. Enam hari Delisa tergolek antara sadar dan tidaknya. Ketika tubuhnya di ketemukan oleh Prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama jadi Prajurit Salam. Bahkan pancaran cahaya Delisa telah mampu memberikan hidayah pada Smith untuk bermu’alaf.
Dalam perawatannya, Beberapa waktu lamanya Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik juga tidak sebaliknya. sampai ketika seorang ibu yang di rawat sebelahnya melakukan sholat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan shalat delisa terputus, kesadaran dan kesehatan Delisa terbangun, kaki delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh. Luka jahitan dan lebam disekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa ke pertemuan dengan Abinya. Pertemuan yang mengharukan.
Delisa ingin menghafal bacaan sholatnya. susah, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Lupa dan benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya. Lupa juga akan kalung berliontin D untuk delisa, lupa akan sepeda yang di janjikan abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan sholatnya.
Dan malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan sholatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menhafalnya. Delisan mampu melakukan Sholat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. Hafalan sholat karena Allah. dan hadiah itu datang pada Delisa, Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman jasad Umminya. Sesudah 3 bulan lebih.
Sambil baca ebook ini >> ini baca jugalah bait lagu dibawah :
Aneuk Yatim by Rafli Kande
Dengarlah ku kisahkan satu riwayat
Kisah terbaru… terbaru di Acheh Raya
Di dalam kerusuhan Acheh… Acheh timur dengan barat dengan barat
Disebuah tempat… tempat begini ceritanya:Ada seorang anak yang terus menerus menangis
Dalam setiap saat… saat berdua dengan ibunya
Dia bertanya kepada ibu… kepada ibu “ayah dimana sekarang… dimana sekarang?
Saya sangat rindu sekali… rindu sekali ingin melihat wajahnyaJika masih hidup dimana alamatnya
Saya mahu cari… mencari ketika saya besar
Jika sudah meniggal… meninggal
Dimana kubur… kuburan nya?
Saya ingin ziarah sebentar… pergi ziarah untuk membacakan do’aHidup sang ibu ketika tiada sang ayah
Saya mengambil upah mengambil ubah untuk menafkahkan kamu (anak)
Sudah nasib kita nasib kita begini kehendak dari Allah… dari Allah
Walaupun susah… susah saya tetap bersabarIbu berkata… “Anakku yg bertuah
Kehendak dari Allah… dari Allah kita bersabar
Jangan putus asa… hai asa atas cobaan Allah… ya Allah
Sabar dan tabah… dan tabah kita akan bahagiaKita mohon do’a… kita niatkan pada Allah
Semua musibah… musibah jangan kembali lagi
Acheh akan aman… akan aman dan jangan ada lagi pertumpahan darah… pertumpahan darah
Serambi Mekah… Mekah semoga terus kuat agama
Widget by [ Tips Blogger ]
0 Sobat Yang Komentar:
Post a Comment